Tuesday, August 11, 2015

1:43 PM
Bakhtiar Abdullah

Informasi GAM - Menanggapi penambahan Batalyon baru di Aceh, Team PENA (Pembela Negeri Aceh) menghubungi salah seorang yang masih aktif dalam GAM, yaitu Bahktiar Abdullah dan meminta tanggapan beliau dalam hal ini. Dalam percakapan yang dilakukan melalui telepon Bahktiar mengatakan, "Jangankan menambah Bataliyon. Menambah pasukan apapun tidak boleh. Karena jumlah pasukan di Aceh sudah ditentukan dalam MoU". 

Kalau masih juga ditambah, berarti pihak Indonesia tidak menghormati dan tidak komit dengan apa yang telah kita sepakati di Helsinki. Selama ini, kita dari GAM selalu komit dengan apa saja yang telah disetujui, tapi kalau begini, kan kelihatan sekali hanya GAM yang komit. Dari dulu kita memang sudah dengar ada desas desus bahwa penambahan ini dilakukan secara bertahap, dalih yang diberikan adalah mengamankan PILKADA, mengamankan ini dan itu. Makanya kita dari GAM sering menegur Indoneisa agar memulangkan kembali setiap kali mereka mendatangkan pasukan ke Aceh.

Ditanya tentang tanggung jawab DPRA, Bahktiar tidak banyak bicara, sebab bagi dia DPRA itu, selain wakil rakyat, mereka juga kaki tangan Indonesia di Aceh. Jadi wajar saja mereka tidak mau beri komentar atau membuat protes apa-apa. Kalau ada kesalahan dalam MoU. Tugas mereka hanya mengusahakan agar isi dalam UUPA sesuai dengan MoU. 

Ditanya masalah keberadaan GAM Bahktiar dengan tegas menjawab, GAM tidak pernah dibubarkan, karena GAM adalah salah satu part dari keberhasilan MoU. Jadi, kalau ada yang beranggapan GAM sudah tiada itu salah besar. 
Team PENA menyinggung masalah Struktur GAM, dan bertanya.”Kenapa tidak ada bantahan resmi dari GAM tentang kejadian-kejadian yang terjadi di Aceh selama ini”. Bahktiar menjawab singkat, "Hampir semua orang dalam struktur itu sudah tidak aktif. Hal ini, disebabkan banyak dari mereka yang sudah menjabat dibawah Pemerintah Indonesia. Bersangkutan dengan itu team PENA menanyakan Bahktiar.

”Apakah tidak ada rencana mau memperbaharui Struktur GAM”. Bahktiar mengatakan, "Sudah ada pikiran kita kearah itu, mungkin dalam waktu dekat ini. Kita akan duduk bersama. Bersama, dalam arti kata semua perunding dan semua anggota yang ada dalam struktur, akan kita ajak untuk kembali duduk dbicarakan.

 ”Tapi apakah bisa atau mau semua perunding duduk bersama tanya team PENA.” Yang tidak mau maka tidak ada pemaksaan, tugas kita mengajak. Masalah mau atau tidak, itu bukan urusan kita, ujarnya seraya mengatakan, sebab seperti yang kita bilang dalam sebuah tabloid baru-baru ini, Aceh itu bukan milik kelompok atau perseorangan. Aceh itu milik Bangsa Aceh.

”Kembali ke penambahan Batalyon, apakah tidak ada surat resmi dari GAM kepada Presiden RI dan ke CMI?”  Bahktiar mengatakan, disebabkan GAM belum merubah struktur, maka dalam struktur GAM yang sekarang, Mentroe Malik Mahmud yang masih menjabat sebagai Ketua, maka seharusnya beliaulah yang harus membuat surat protes itu. Kita bukannya tidak bisa, tapi jangan nanti kita dikatakan melanggar etika atau protokuler.

Seharusnya dalam hal surat protes ini, Rakyar Aceh juga bisa menulis, karena seperti yang saya katakan tadi, Aceh itu bukan milik GAM, kelompok atau perseorangan. Tapi punya Bangsa Aceh, jadi Rakyat Aceh seharusnya lebih aktif dan berani tampil. Kalau harap GAM terus, ya tidak bisa juga lah, sama-sama kita bangun Aceh. Kita berharap agar kedepan Rakyat Aceh mau bisa bergandengan dengan GAM, tanpa rakyat, GAM juga tidak ada apa-apanya.


Johan Makmor 
Reporter The ACEH TIMES 
dan Team PENA

0 komentar:

Post a Comment