Makanya kita tidak boleh tidak tahu dengan “Protokol”, bagaimana reusam dunia. Ini bukan hal-hal yang tidak bermakna, tetapi hal dengan penilaian dunia terhadap kita.
Saya beri satu contoh, biar cepat dimengerti. Saya sudah tinggal diluar negeri sekitar 25 tahun, saya sudah menulis banyak buku, sudah puluhan buku saya tulis, seperti buku-buku yang besar Demokrasi untuk Indonesia, Dasar-dasar Negara Islam dan Perjuangan kemerdekaan, itu saat saya masih di Aceh, dan sebagainya. Tetapi coba anda perhatikan saya tidak pernah menulis nama saya Tengku Hasan Muhammad di Tiro, tidak pernah saya tulis Tengku.
Tetapi kemudian hari, baru saya tulis Tengku saat kita baru mulai perjuangan ini, tidak boleh tidak kita tulis. Kenapa kita tidak menulis sejak awal, karena saya tahu tentang protokoler.
Protokol Nakeueh Reusam Dônjà
Djadi handjeuët hana tateupeuë protokol reusam dônjà kriban, njoë kon hai-hai njang hana meumakna deungòn hai njan geutanjoë dji ukô disinoë dalam dônjà.
Lon peugah saboh tjontoh njàk tapham njang leubeuh ridjang meuphôm, lon ka lon duek dilua Nanggroë 25 thôn leubéh kureung, ka lon tuléh buku dan ka padum plôih boh buku, lageë buku njang rajek- rajek Demokrasi untuk Indonesia, Dasar-dasar Negara Islam, Perdjuangan keumardehkaan dan laen-laen, njan wateë lon mantoeng di Atjéh tapi neu kalon hana tom lon tuleh nan lon Tengku Hasan Muhammad di Tiro.
Hantom lon tuleh nan Tengku, baro lon tuleh Tengku trep that lheuh njan wateë ka tapeugoet perdjuangan njoë wateë ka handjeuët han ta tuleh.
Di luar negeri, dikenal istilah “lakab-lakab” titel atau gelar, tanda penghormatan pada suatu bangsa, itu sangat dihargai dan dihormati oleh sebuah negara, berbeda cara penghormatan di negeri kita.
Pakon hana lon tuleh uroë djeh kon?. Lon tupeuë “Protokal”, dilua nanggroë na “LAKAB-LAKAB” Gelar ataupun Titel, tanda mulia nibak saboh-saboh bansa, njan goet that dipeunjum’ kon lagéë ureuëng geutanjoë peunjum.
Contohnya mata uang, misalnya, bagaimana cara saya menjelaskan persoalan rumit dengan cara gampang dan ringkas.
Dalam hubungan antar bangsa [negara], protokol, dalam versi convention ini hanya berkaitan dengan negara saja. Tapi protocol dalam versi kita lebih terkait dengan reusam.
Dalam hubungan antar negara, diluar negeri, jangan pikir yang di dalam negeri. Seluruh dunia sangat memperhatikan adat bangsa tersebut. Dan kita diukur, dinilai dan dipandang sesuai atas diri kita.
Dalam dunia ini, tiap-tiap masyarakat, apapun bangsanya apapun agamanya, dalam masyarakat bangsa-bangsa yang sudah maju dipandang yang terpenting dalam kehidupan manusia bukan uang, akan tetapi kehormatan, kemuliaan.
Oleh sebab itu, tiap-tiap masyarakat di dunia ini ada sistemnya tersendiri, bagaimana mereka memilih orang-orang yang diberi kemuliaan. Apa yang saya sampaikan ini termasuk dalam ilmu masyarakat, ilmu sociology, dan itu memiliki korelasi dengan politik, namanya Political sociology, ilmu masyarakat berpolitik.
Dalam masyarakat dunia International hari ini ada 165 bangsa. Dari seluruh 165 bangsa itu memiliki sistem kemuliaan tersendiri, ada 165 ragam system kemuliaan. Sistem kemuliaan itu lahir dari pada negara masing-masing. Inilah yang berharga di dunia yaitu sistem kemuliaan. Di luar negeri sangat dihargai hal tersebut.
Dan kita dapat melihat di sana, jika suatu bangsa ingin menyatakan dan menunjukkan negaranya setara, seperti bangsa Jerman, bangsa Inggris, bangsa Perancis, anggapan sesama mereka itu sederajat. Sama juga seperti mata uang, uang Inggris, uang Jerman, uang Belanda, uang Perancis, jika ditukar harganya sama, kenapa itu? karena dianggap kita ini sederajat walaupun mata uang berbeda bentuk cetakan dan kertasnya, tetapi sama nilainya. Uang yang berharga untuk bangsa-bangsa yang berharga
Pidato Tengku Hasan Muhammad Ditiro
Dalam pidato Tengku Hasan, beliau ingi menjelaskan pada kita tidak boleh sebarangan memberi gelar pada orang yang tidak berhak untuk memdapankan gelar, menurut beliau ataupun dunia international gelar kemulia itu sangat beharga seperti Tengku, Cut dll..
Ini pidato belum pernah dipublikasi dalam youtube ataupum media-media lain dan ini adalah dokumen Wali Tengku Hasan Muhammad di Tiro.
Penulis
Member of GAM
0 komentar:
Post a Comment